Tahun 1976,
merupakan awal mula panjat tebing modern di Indonesia dimulai, yaitu ketika Harry
Suliztiarto mulai berlatih memanjat di Citatah, Bandung dan
diteruskan dengan mendirikanSKYGERS ''Amateur Rock Climbing Group'' bersama
tiga orang rekannya, Heri Hermanu, Dedy Hikmat dan Agus R, yang pada tahun
1977.
Tahun 1979,
Harry Suliztiarto memanjat atap Planetarium Taman Ismail Marzuki, Jakarta. yang merupakan upaya mempublikasikan
olahraga panjat tebing di Indonesia. Skygers mengadakan Sekolah Panjat Tebing
yang pertama pada tahun 1981.
Tahun 1980, Tebing
Parang, Purwakarta, Jawa Barat. Untuk pertama kalinya dipanjat
oleh team ITB, dan masih pada tahun yang sama Wanadri menjadi team Indonesia pertama
yang melakukan ekspedisi ke Cartenzs
''Pyramide'', mereka gagal sampai puncak, namun berhasil di Puncak Jaya dan Cartenzs
Timur.
Tahun 1982,
terjadi tragedi dengan merenggut korban tewas pertama panjat tebing Indonesia
adalah Ahmad, salah satu pemanjat asal Bandung, tragedi terjadi ketika
melakukan pemanjatan padaTebing
48 di Citatah.
Pada tahun 1984,
Skygers dan Gabungan Anak Petualang memanjat Tebing
Lingga di Trenggalek, Jawa Timur serta Tebing
Ulu Watu di Bali.
Tahun 1985, Tebing
Sorelo, Lahat, Sumatra Selatan. dipanjat oleh Team Ekspedisi
Anak Nakal.
Pada tahun 1986,
Kelompok Gabungan Exclusive berhasil memanjat Tebing
Bambapuang di Sulawesi Selatan, Lalu Kelompok Unit Kenal
Lingkungan Universitas
Padjajaran memanjat Gunung
Lanang di Jawa Timur, Team
Jayagiri merampungkan Dinding Ponot di Bendungan, Si
Gura-gura, Sumatra Utara.
Ekspedisi Jayagiri mengulang pemanjatan Eiger, berhasil dengan menciptakan
lintasan baru. Sebagai catatan, bahwa kompetisi panjat tebing pertama di dunia
diselenggarakan di Uni Soviet, kompetisi dilaksanakan pada tebing alam dan
sempat ditayangkan oleh Televisi Republik Indonesia.
Tercatat pada
tahun 1987, Ekspedisi Wanadri yang menyelesaikan pemanjatan di Tebing
Unta di Kalimantan Barat, Kelompok Trupala memanjat Tebing
Gajah di Jawa Tengah dan
Skygers memanjat Tebing
Sepikul di Jawa Timur. Pada tahun ini pula lomba panjat tebing
di Indonesia yang pertama dilaksanakan, yaitu di Tebing Pantai Jimbaran, Bali.
Tahun 1988,
Kantor Menpora bekerjasama dengan Kedutaan Besar Perancis mengundang empat pemanjat mereka
untuk memeperkenalkan dinding panjat serta memberikan kursus pemanjatan. Pada
akhir acara, terbentuk Federasi Panjat Gunung dan Tebing Indonesia(FPTGI),
yang diketuai oleh Harry Suliztiarto. Pada tahun yang sama Aranyacala
Trisakti mengadakan ekspedisi panjat tebing, pada Tower III, Tebing
Parang, Jawa Barat. yang dipanjat oleh kelompok yang kesemua
anggotanya putri. Kelompok putranya memanjat Tebing
Gunung Kembar di Citeureup, Bogor.
Sandy Febryanto (Alm) dan Djati Pranoto melakukan panjat kebut yang pertama
dilakukan di Indonesia, di Tower I Tebing Parang, yang mana merupakan pemanjat
tebing besar pertama yang dilakukan tanpa menggunakan alat pengaman, waktu yang
diperlukan adalah empat jam.
Di tahun
ini(1988), Ekspedisi Jayagiri Speed Climbing memerlukan waktu lima hari
pemanjatan dan menjadi penyebab kagagalan untuk memenuhi target dua hari
pemanjatan di Dinding Utara Eiger, Alpen, Perancis. Sedangkan ekspedisi dari Pataga
Jakarta berhasil menciptakan lintasan baru pada dinding yang
sama. Keberangkatan Sandy Febriyanto dan Djati Pranoto ke Yosemite, AS. untuk
memanjat Half Dome guna memecahkan rekor Speed Climbing, pada tahun 1988, dan
mengalami kegagalan pula di El Capitan.
Tahun 1989,
dunia panjat tebing Indonesia merunduk dilanda musibah dengan gugurnya salah
satu pemanjat terbaik: Sandy Febriyanto, terjatuh di Tebing
Pawon, Citatah, Bandung. Tapi tak lama, semangat almarhum
seolah justru menyebar ke segala penjuru, memacu pencetakan prestasi panjat
tebing di bumi pertiwi ini, seperti: Ekspedisi Putri Lipstick Aranyacala
memanjat Tebing
Bambangpuang, lalu dari Arek Arek Young Pioner Malang memanjat Tebing
Gajah Mungkur di seputaran Kawah Gunung Kelud, Kelompok Mega dari Univeritas Taruma Negara mengadakan
Ekspedisi Marathon Panjat Tebing yang merambah tebing-tebing Citatah, Parang,
Gajah Mungkur dan berakhir di Uluwatu, Bali. dalam waktu hampir sebulan, ini
merupakan marathon panjat tebing pertama di Indonesia.
Di tahun
ini(1989) tak kurang sepuluh kejuaraan panjat tebing diselenggarakan, beberapa
yang besar diantaranya: Unpad Bandung, Tri Sakti Jakarta, ISTN Jakarta, Markas
Kopassus Grup I di Serang, dua kali oleh Trupala Jakarta (Balai Sidang Ancol).
Kelompok Kapa Ul dan Geologi ITB. Di akhir tahun 1989, ditutup dengan gebrakan
Budi Cahyono yang melakukan pemanjatan solo di Tebing Tower III Parang, ini
merupakan artificial solo Climbing pertama pada tebing besar di Indonesia.
Tahun 1990,
Lomba Panjat Dinding Nasional (LPDN) di gelar di Jakarta, dengan ketinggian 15
meter dan dibangun empat sisi. Pada tahun ini pula, Pataga Jakarta mendaki
Puncak CarstenzPyramide dan Puncak Jaya.
Tahun 1991,
Rapat Paripurna Nasional FPTI yang pertama di selenggarakan di Puncak Jabar.
Pada tahun ini, untuk pertama kalinya Indonesia mengirimkan atlit panjat tebing
di kejuaraan Oceania- Australia, empat atlit
yang dikirim hanya Andreas dan Deden Sutisna yang mendapat peringkat keempat
dan lima. Dengan keikutsertaan ini membuka mata dunia panjat tebing
Internasional, bahwa Indonesia sudah memepunyai atlit panjat tebing berskala
Internasional. FPTI mengeluarkan peraturan panjat dinding pertama dan Pengda
FPTI Jatim bekerjasama dengan Impala Univeritas Merdeka Malang yang mengadakan
Climbing Party di Lembah
Kera, diikuti oleh puluhan pemanjat, membuat jalur-jalur pada Lembah
Kera dan diskusi panjat tebing.
Gabungan tim
panjat tebing Putri yang terdiri dari Atlet Aranyacala Trisakati, Mahitala
Unpar dan IKIP Bandung Mengadakan pemanjatan di Half
Dome, AS. Ekspedisi pemanjatan putri tahun 1991 di Cima, Ovest, Italy.
Di tahun ini pula tercatat beberapa kecelakaan di dinding panjat: Zainudin
tewas di Samarinda karena tidak memasang pengaman, tiga pemanjat lagi jatuh dan
cedera (lumpuh dan patah tulang), semua kejadian tersebut disebabkan oleh tidak
diikutinya prosedur keselamatan pemanjatan. Satu prestasi lagi dilakukan oleh
Maully MW Wibowo, melakukan pemanjatan solo (free solo) pertama di Bambapuang.
Tahun 1992,
Kejurnas Panjat Tebing I, di selenggarakan di Padang. Tampil sebagai juara
adalah kontingen dari Jakarta. Ronald Marimbing dan Panji Santoso mengikuti
Asian Championship diSeoul. Sementara Mamay S, Salim dan Maully MW
Wibowo mengikuti kursus Juri dan Pembuat Jalur disambung dengan Rapat CICE
Asia. Budi Cahyono, yang dikontrak oleh perusahaan Rokok, berangkat ke Taiwan
untuk melakukan Pemanjatan Iklan. FPTI diterima secara resmi menjadi anggota
UIAA, disusul dengan pengiriman ke Rapay CICE Asia di Hongkong.
Pada tahun 1994,
Tim FPTI gagal berangkat ke Fixroy dan Aconcagua. Secara resmi FPTI menjadi Anggota
KONI yang ke 50. Ronald M dan Nunun Masruruh menduduki peringkat ke sembilan
dan keduabelas di kejuaraan Asia ke III di Jepang, sementara Hendricus Mutter
rapat CICE di Jepang. Mamay S’Salim dan Kresna Huiarna melakukan pembuatan
jalur di tebing-tebing Taiwan.
Tahun 1995,
Rapat Paripuma Nasional FPTI III, terselenggara di Kaliurang, Yogyakarta. Kejumas Panjat Tebing ke III
diadakan di Alun-alun Utara Yogyakarta, dan Juara Umum diboyong oleh DKIJakarta dengan menggeser kontingen Jawa Barat dan Sumatra Barat. Dalam Kejumas III ini pula
mulai dilombakan kelas panjat Speed yang pertama diadakan di Indonesia. Masih
pada bulan yang sama, tahun 1995, di Yogyakarta diadakan pula kursus Juri dan
Pembuat Jalur, diikuti oleh Pengurus Pengda FPTI series dari ABRI dan Pramuka.
Pada tahun 1997,
Asmujiono dan disusul Missirin (Kopassus) yang tergabung dalam expedisi
gabungan sipil dan militer ke Puncak Everest, berhasil mencapai puncak dan
berhasil menjadi orangAsia Tenggara pertama
yang mencapai Puncak Everest.
Tahun 2000,
panjat tebing resmi menjadi cabang olah raga yang dipertandingkan di Pekan Olahraga
Nasional ke XV, di Surabaya sebagai cabang olahraga mandiri.
Pada tahun yang sama, Sekolah Vertical Rescue angkatan pertama
diselengggarakan oleh Perguruan Panjat Tebing SKYGERS Indonesia dengan jenazah
Roni Aral yang berhasil dievakuasi oleh tim vertical rescueSKYGERS
dari kedalaman 600m di Gunung Cikuray, Jawa Barat.
Tahun 2001,
tim vertical rescue SKYGERS terlibat dalam evakuasi dua
jenazah di Gunung Salak, Jawa
Barat.
Pada tahun 2003,
rekor baru pembuatan jalur panjat tebing alam terbanyak tercipta sebanyak 400
buah jalur pemanjatan oleh Tedi Ixdiana. Tebing
Siung di Kawasan Yogjakarta digempur oleh tim SKYGERS ,
berakhir dengan terciptanya 45 jalur. Tedi Ixdiana dan Tim MATRA membuat jalur free
climbing pertama di Gunung Krakatau, Selat Sunda.
Pada Tahun 2004,
Pemanjatan Tebing Pantai Jawa dan Bali oleh SKYGERS dan Tim EXPEDITION METRO
TV 2004. termasuk pemanjatan Tebing
Mandu, Indonesia.
Pada Tahun 2005,
Indonesia menggirimkan Tedi Ixdiana dan Murjayanti untuk mengikuti kejuaraan
panjat tebing alam “International Invitation Tournament”, di Huguan
Taihang Mountain Gorges,Chiangzhi, China.
Pada tahun yang sama pula, pemanjatan pada tujuh air terjun di Indonesia diprakarsai oleh
tim EXPEDITION-MERTO TV dan SKYGERS.[2]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar